Sabtu, 14 Februari 2009 di 16.13 | 0 I want know real education  
Aku Pergi

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Sunyi dan Sepi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 30th, 2009 No Comments »

Aku lelah menunggu

Menunggu kejelasan yang tak pasti darimu

Menunggu semua bualanmu

Menunggu semua omong kosongmu

Kau terlalu terbuai mimpimu

Terlalu terlena dengan semua cerita

Cerita yang membuatku luka

Kau terlalu sering berjanji

Terlalu sering aku kau sakiti

Aku hanya dapat merintih luka
This is a preview of "Aku Pergi". Read the full post (78 words, estimated 19 secs reading time)
Cry

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 30th, 2009 No Comments »

Malam berganti malam, hari berganti hari..

seakan tiada hentinya..

perasaan sedih dan senang terus berdatangan..

menunggu suatu saat nanti, di mana kesedihan akan berakhir..

kekasih sejati terpelihara di hati..

kenangan berarti peninggalan dirinya..

seakan kenangan itu

selalu menusuk di hati ini ….
Permanent link to this post (41 words, estimated 10 secs reading time)
Kebisuan

Posted in Puisi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 30th, 2009 1 Comment »

Ketika kata tak berbahasa

Saat bicara tak bersuara

Apa yang ku tahu

Kehampaan

Kekosongan

Di kala hati lelah berserah

Jika diri tak mau sendiri

Apa dayaku

Kesendirian

Kesunyian

Ketidakpercayaan menemani

Kesepian teman sejati

Pengkhianatan begitu manis
This is a preview of "Kebisuan". Read the full post (47 words, estimated 11 secs reading time)
Menggaruk Dinding

Posted in Cerpen, Kelam, Khayalan, Resah, Gelisah dan Sedih, Fiksi on Januari 30th, 2009 4 Comments »

Laki-laki itu merapatkan telinganya pada dinding. Tembok dingin itu nampaknya mengeluarkan suara. Walaupun samar, ia menjadi sangat yakin kalau ada sesuatu di balik dinding kamar kontrakannya itu. Dia semakin merapatkan telinganya pada dinding.

“Itu suara gemerincing apa ya?” batinnya.
This is a preview of "Menggaruk Dinding". Read the full post (620 words, estimated 2:29 mins reading time)
Mengenal Reki

Posted in Cerpen, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Kehidupan Remaja, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 30th, 2009 5 Comments »

“Our deeply condolences over the loss of our brother, Reki, due to his sickness. May his soul rest in peace and the family be strengthen.”
Runi terkejut membaca pesan singkat yang baru saja diterimanya dari Ida. Pesan itu mengabarkan kepergian salah seorang teman mereka, Reki, yang selama hampir dua bulan terakhir dirawat di rumah sakit. Tanpa sadar, air mata mengalir membasahi wajah Runi yang masih terpaku.
This is a preview of "Mengenal Reki". Read the full post (2779 words, estimated 11:07 mins reading time)
Duka Hati

Posted in Puisi, Jeritan, Kerinduan dan kenangan, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 30th, 2009 No Comments »

Sebentuk hati telah terluka
Merah… mengalir membasahi relung jiwa
Cinta yang selama ini bagaikan semburat cahaya menghangatkan…

Tapi makin panas kurasa
Bilur cahaya terasa bagai ratusan jarum yang menghujam
ke dalam hati…

Pilu… perih… sakit… tak tertahan
Mati rasa…
Kugali liang
Kubur hati…
Tertanam diatasnya setangkai chrysant putih
Biarlah mewangi…
Sehingga tercium oleh nya
This is a preview of "Duka Hati". Read the full post (85 words, estimated 20 secs reading time)
Galau

Posted in Puisi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 27th, 2009 No Comments »

Saat ku tutup mata
Semua terasa sepi
Gelap
Hampa
kosong
tapi tenang

Namun….
Saat ku mulai membuka mata
Kulihat keramaian,
terang benderang
Hingar bingar

Tapi semua kacau
Kotor…
Panas…
Muak…

Ingin kututup mataku selama mungkin
Tapi ku tak mampu
Keramaian itu memanggilku
Menarik perhatianku
This is a preview of "Galau". Read the full post (80 words, estimated 19 secs reading time)
Aku dan Cinta

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 27th, 2009 No Comments »

Cinta kita temukan dengan hati
ketika mata saling memandang
ketika perasaan terungkap
mengubah suasana hati
canda tawa menghiasi detik waktu

Namun, bagaimana dengan perpisahan..?
apakah setiap pertemuan selalu ada perpisahan…?
tetesan air mata siapakah yang harus menetes..?
hati siapakah yang harus di retakkan..?
This is a preview of "Aku dan Cinta". Read the full post (61 words, estimated 15 secs reading time)
Sayangku, Rishaku

Posted in Cerpen, Kerinduan dan kenangan, Kehidupan Remaja, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 27th, 2009 1 Comment »

Tak pernah terbayangkan hidupku penuh kepedihan seperti ini. Pertemuanku dengan orang–orang di sekitarku ternyata harus kandas dengan luka tergoreskan di hati dan rasanya sulit tuk mengubur dalam–dalam kisahku ini.

Dua tahun sudah aku sebagai pelajar di SMA Nusa Bangsa I. Di tempat inilah ku bertemu dengan kawan–kawan dekatku yang biasanya aku panggil mereka dengan sahabat.
This is a preview of "Sayangku, Rishaku". Read the full post (988 words, estimated 3:57 mins reading time)
Kereta Kencana Nyi Roro Kidul

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Khayalan, Sunyi dan Sepi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 25th, 2009 4 Comments »

Hari ini adalah hari pertama aku menempati kamar kost baru di kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Timoho. Aku terpaksa pindah dari kost lama karena ada suatu masalah yang tak ingin kuceritakan di sini.
This is a preview of "Kereta Kencana Nyi Roro Kidul". Read the full post (441 words, estimated 1:46 mins reading time)
Diposting oleh Ade Kusnaya (new)
Kuhapus Tetesan Air Liurmu

Posted in Cerita Kehidupan, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Motivasi Diri on Januari 30th, 2009 1 Comment »

Tak mudah memang, menghapus masa lalu dari hidup kita, seperti air liurmu yang masih menetes di pinggiran bibir mungilmu. Kuhapus langsung mengering, tak lama kemudian akan menetes lagi dan membasahi leher dan dadamu. Berulang kali harus kuganti bajumu yang telah basah oleh tetesan air liurmu. Terkadang membuat kesal dan emosi harus selalu menggantinya untuk menghindari lembab dan ingin selalu terlihat rapi bersih, terlebih lagi aku takut kamu masuk angin. Entah sampai kapan kamu akan terus seperti ini. Entah sampai kapan pula kau harus kesusahan menelan air liurmu dan menelan makanan secara baik?
This is a preview of "Kuhapus Tetesan Air Liurmu". Read the full post (343 words, estimated 1:22 mins reading time)
Sebuah Pesan

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Doa, Syukur dan Pujian on Januari 29th, 2009 6 Comments »

Namaku Frans. Seorang pemuda pegawai biasa. Namanya juga pegawai biasa, pastinya gaji pas-pasan. Hanya cukup untuk makan, membiayai kebutuhan hidup yang lain dan tak ada barang sedikit pun untuk hura-hura. Jadi wajar saja jika aku tak pernah bersedekah.
This is a preview of "Sebuah Pesan". Read the full post (1390 words, estimated 5:34 mins reading time)
Pagiku….

Posted in Puisi, Cerita Kehidupan, Asa on Januari 29th, 2009 No Comments »

Kurasakan, embun pagi yang sejuk memberikan kesegaran di dalam hati
Rumput-rumput pun tersabit di tengah kegalauan jiwa
Matahari menunjukan sinarnya bahwa ia ingin bangkit dari tidur panjangnya
Udara sejuk di pagi hari siap mengiringi langkahku sepanjang hari…
This is a preview of "Pagiku….". Read the full post (167 words, estimated 40 secs reading time)
Puisi Orang Terbuang

Posted in Puisi, Cerita Kehidupan, Jeritan, Renungan on Januari 29th, 2009 1 Comment »

Terduduk ku di sudut ruang
Memandang langit yang semakin jingga
Hanya suara jengkerik menggema
Melolong – lolong sambut gelapnya dunia
Semua terasa mencekam
Mencengkeram dalam kesunyian

Dalam terik matahari esok hari
Ku masih terduduk disini
Bak seonggok sampah
Tertiup angin kemarau yang membakar jiwa
Tergores luka hingga berdarah-darah
Ingin ku menjerit sekuat tenaga
Namun mulut terbekap oleh pisau kedukaan
This is a preview of "Puisi Orang Terbuang". Read the full post (146 words, estimated 35 secs reading time)
Senja di Ibukota

Posted in Puisi, Cerita Kehidupan, Jeritan on Januari 29th, 2009 No Comments »

Lampu temaram tegak berjajar
Berbedak pekat debu jalanan
Roda berputar merambat perlahan
Letih menahan berat beban kehidupan
Meningkahi ambisi yang tak pernah mati.

Kegelapan makin meraja
Wajah – wajah kuyu membeban angan
Memburu waktu yang tak pernah usai
Merangkak, mengukur jalan yang tak berujung.
This is a preview of "Senja di Ibukota". Read the full post (112 words, estimated 27 secs reading time)
Sastra Koran, Batu Loncatan atau Pilihan?

Posted in Cerita Kehidupan, Motivasi Diri, Esai, Renungan on Januari 29th, 2009 3 Comments »

Harus diakui, hampir semua surat kabar di berbagai kota di negeri ini memuat sastra di salah satu lembarannya. Dan jika ingin jujur, sebenarnya di mana tempat sastra di antara sekian lembaran-lembaran surat kabar itu? Berita tentang ekonomi, politik, fashion, olah raga dan kriminal jauh lebih dicari demi memuaskan dahaga rasa ingin tahu anak manusia dibandingan dengan sastra. Mungkin tak pernah ada yang membeli sebuah koran semata-mata untuk mencari tahu tentang sastranya; cerpen, puisi, dan atau teater. Jikapun ada, mungkin itu pastilah penulis pemula yang ingin melihat apakah ada atau tidaknya karyanya yang dimuat di surat kabar yang bersangkutan. Namun begitu, sastra tetap memiliki integritasnya sendiri. Di antara berita-berita tentang kriminal, olah raga, bisnis, fashion dan politik, sastra adalah pelengkap yang pas. Seseorang bisa termangu dengan dahi berkerut ketika membaca cerpen atau mungkin menggaruk-garuk kepala ketika sedang membaca puisi di dalam hati. Mungkin masih terlalu sulit untuk bisa menafsirkan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.
This is a preview of "Sastra Koran, Batu Loncatan atau Pilihan?". Read the full post (692 words, estimated 2:46 mins reading time)
Kereta Kencana Nyi Roro Kidul

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Khayalan, Sunyi dan Sepi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 25th, 2009 4 Comments »

Hari ini adalah hari pertama aku menempati kamar kost baru di kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Timoho. Aku terpaksa pindah dari kost lama karena ada suatu masalah yang tak ingin kuceritakan di sini.
This is a preview of "Kereta Kencana Nyi Roro Kidul". Read the full post (441 words, estimated 1:46 mins reading time)
Menantimu

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Kerinduan dan kenangan, Khayalan, Asa, Sunyi dan Sepi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 17th, 2009 2 Comments »

Seberkas sinar menyilaukan menusuk pupil mataku, membuatku mengerjap perlahan. Tapi tunggu! Di mana saat ini aku berada?!? Lalu kubuka mataku, namun sinar putih itu menembusnya tajam hingga membuatku kembali memejamkannya. Saatku kembali terpejam, memoriku kuputar kembali ke beberapa waktu lalu, yang kuyakin dengan begitu aku akan tahu jawaban dari pertanyaanku, di mana aku saat ini.
This is a preview of "Menantimu". Read the full post (909 words, estimated 3:38 mins reading time)
A Night Before Wedding.

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Cinta, Keluarga dan Sahabat on Januari 13th, 2009 1 Comment »

Malam sebelum pernikahan adalah malam dimana pengakuan akan kasih sayang, penyesalan serta harapan kedua orang tua di sampaikan. Malam indah yang penuh makna. Malam dimana orang tua akan bersiap untuk melepas tangan putri tercinta dan memberikannya kepada sang pangeran impian.
This is a preview of "A Night Before Wedding.". Read the full post (2617 words, estimated 10:28 mins reading time)
A Fish Called Wanda

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Khayalan, Fiksi on Januari 1st, 2009 1 Comment »

Hobinya memancing ikan. Bahkan tidak hanya sekedar hobi tapi sudah menjadi dunianya. Tak bakal ia mau lewatkan barang seharipun untuk tidak memancing. Seluruh tubuhnya akan merasakan sakit yang tak bisa terdeteksi secara fisik bila ia tak pergi memancing. Kalau sudah begitu kejadiannya maka seluruh obat di apotek takkan bisa menyembuhkannya, kecuali; pergi memancing. Sebuah dunia yang sudah melekat dalam dirinya.
Entah sejak kapan ia mulai menggemari hal itu, tak ada yang tahu pasti. Bahkan ia pun tidak. Almarhum ayahnya pun tak suka memancing, begitu juga dengan kakak-kakaknya. Bagi mereka, memancing itu pekerjaan yang tak ada gunanya dan menghabiskan waktu tidak dengan melakukan hal yang produktif. Kalau dilihat dari sudut ini berarti hobi memancingnya bukanlah bakat genetik.
O iya, hampir aku lupa. Tokoh utama yang aku ceritakan ini adalah seorang pemancing ikan yang bernama Boy. Namanya serupa denganku, tapi ia bukan diriku. Karena untukku, memancing itu melelahkan tanpa melakukan apa-apa. Dan itu menyiksa. Tapi tidak demikian dengan si Boy pemancing ini, baginya memancing itu melatih mental dan menguji strategi. Seperti catur, namun bidak-bidaknya adalah diri si pemancing itu sendiri. Bahkan, dalam kalimat filosofis, Tuhan itu Maha Pemancing sedangkan manusia adalah umpan sekaligus ikan itu sendiri. Kalau sudah berbicara seperti itu biasanya aku hanya manggut-manggut mencoba memahami walau aku sendiri tak pernah mengerti makna kata-katanya.
This is a preview of "A Fish Called Wanda". Read the full post (687 words, estimated 2:45 mins reading time)
Diposting oleh Ade Kusnaya (new)
Kuhapus Tetesan Air Liurmu

Posted in Cerita Kehidupan, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Motivasi Diri on Januari 30th, 2009 1 Comment »

Tak mudah memang, menghapus masa lalu dari hidup kita, seperti air liurmu yang masih menetes di pinggiran bibir mungilmu. Kuhapus langsung mengering, tak lama kemudian akan menetes lagi dan membasahi leher dan dadamu. Berulang kali harus kuganti bajumu yang telah basah oleh tetesan air liurmu. Terkadang membuat kesal dan emosi harus selalu menggantinya untuk menghindari lembab dan ingin selalu terlihat rapi bersih, terlebih lagi aku takut kamu masuk angin. Entah sampai kapan kamu akan terus seperti ini. Entah sampai kapan pula kau harus kesusahan menelan air liurmu dan menelan makanan secara baik?
This is a preview of "Kuhapus Tetesan Air Liurmu". Read the full post (343 words, estimated 1:22 mins reading time)
Sebuah Pesan

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Doa, Syukur dan Pujian on Januari 29th, 2009 6 Comments »

Namaku Frans. Seorang pemuda pegawai biasa. Namanya juga pegawai biasa, pastinya gaji pas-pasan. Hanya cukup untuk makan, membiayai kebutuhan hidup yang lain dan tak ada barang sedikit pun untuk hura-hura. Jadi wajar saja jika aku tak pernah bersedekah.
This is a preview of "Sebuah Pesan". Read the full post (1390 words, estimated 5:34 mins reading time)
Pagiku….

Posted in Puisi, Cerita Kehidupan, Asa on Januari 29th, 2009 No Comments »

Kurasakan, embun pagi yang sejuk memberikan kesegaran di dalam hati
Rumput-rumput pun tersabit di tengah kegalauan jiwa
Matahari menunjukan sinarnya bahwa ia ingin bangkit dari tidur panjangnya
Udara sejuk di pagi hari siap mengiringi langkahku sepanjang hari…
This is a preview of "Pagiku….". Read the full post (167 words, estimated 40 secs reading time)
Puisi Orang Terbuang

Posted in Puisi, Cerita Kehidupan, Jeritan, Renungan on Januari 29th, 2009 1 Comment »

Terduduk ku di sudut ruang
Memandang langit yang semakin jingga
Hanya suara jengkerik menggema
Melolong – lolong sambut gelapnya dunia
Semua terasa mencekam
Mencengkeram dalam kesunyian

Dalam terik matahari esok hari
Ku masih terduduk disini
Bak seonggok sampah
Tertiup angin kemarau yang membakar jiwa
Tergores luka hingga berdarah-darah
Ingin ku menjerit sekuat tenaga
Namun mulut terbekap oleh pisau kedukaan
This is a preview of "Puisi Orang Terbuang". Read the full post (146 words, estimated 35 secs reading time)
Senja di Ibukota

Posted in Puisi, Cerita Kehidupan, Jeritan on Januari 29th, 2009 No Comments »

Lampu temaram tegak berjajar
Berbedak pekat debu jalanan
Roda berputar merambat perlahan
Letih menahan berat beban kehidupan
Meningkahi ambisi yang tak pernah mati.

Kegelapan makin meraja
Wajah – wajah kuyu membeban angan
Memburu waktu yang tak pernah usai
Merangkak, mengukur jalan yang tak berujung.
This is a preview of "Senja di Ibukota". Read the full post (112 words, estimated 27 secs reading time)
Sastra Koran, Batu Loncatan atau Pilihan?

Posted in Cerita Kehidupan, Motivasi Diri, Esai, Renungan on Januari 29th, 2009 3 Comments »

Harus diakui, hampir semua surat kabar di berbagai kota di negeri ini memuat sastra di salah satu lembarannya. Dan jika ingin jujur, sebenarnya di mana tempat sastra di antara sekian lembaran-lembaran surat kabar itu? Berita tentang ekonomi, politik, fashion, olah raga dan kriminal jauh lebih dicari demi memuaskan dahaga rasa ingin tahu anak manusia dibandingan dengan sastra. Mungkin tak pernah ada yang membeli sebuah koran semata-mata untuk mencari tahu tentang sastranya; cerpen, puisi, dan atau teater. Jikapun ada, mungkin itu pastilah penulis pemula yang ingin melihat apakah ada atau tidaknya karyanya yang dimuat di surat kabar yang bersangkutan. Namun begitu, sastra tetap memiliki integritasnya sendiri. Di antara berita-berita tentang kriminal, olah raga, bisnis, fashion dan politik, sastra adalah pelengkap yang pas. Seseorang bisa termangu dengan dahi berkerut ketika membaca cerpen atau mungkin menggaruk-garuk kepala ketika sedang membaca puisi di dalam hati. Mungkin masih terlalu sulit untuk bisa menafsirkan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.
This is a preview of "Sastra Koran, Batu Loncatan atau Pilihan?". Read the full post (692 words, estimated 2:46 mins reading time)
Kereta Kencana Nyi Roro Kidul

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Khayalan, Sunyi dan Sepi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 25th, 2009 4 Comments »

Hari ini adalah hari pertama aku menempati kamar kost baru di kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Timoho. Aku terpaksa pindah dari kost lama karena ada suatu masalah yang tak ingin kuceritakan di sini.
This is a preview of "Kereta Kencana Nyi Roro Kidul". Read the full post (441 words, estimated 1:46 mins reading time)
Menantimu

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Kerinduan dan kenangan, Khayalan, Asa, Sunyi dan Sepi, Resah, Gelisah dan Sedih on Januari 17th, 2009 2 Comments »

Seberkas sinar menyilaukan menusuk pupil mataku, membuatku mengerjap perlahan. Tapi tunggu! Di mana saat ini aku berada?!? Lalu kubuka mataku, namun sinar putih itu menembusnya tajam hingga membuatku kembali memejamkannya. Saatku kembali terpejam, memoriku kuputar kembali ke beberapa waktu lalu, yang kuyakin dengan begitu aku akan tahu jawaban dari pertanyaanku, di mana aku saat ini.
This is a preview of "Menantimu". Read the full post (909 words, estimated 3:38 mins reading time)
A Night Before Wedding.

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Cinta, Keluarga dan Sahabat on Januari 13th, 2009 1 Comment »

Malam sebelum pernikahan adalah malam dimana pengakuan akan kasih sayang, penyesalan serta harapan kedua orang tua di sampaikan. Malam indah yang penuh makna. Malam dimana orang tua akan bersiap untuk melepas tangan putri tercinta dan memberikannya kepada sang pangeran impian.
This is a preview of "A Night Before Wedding.". Read the full post (2617 words, estimated 10:28 mins reading time)
A Fish Called Wanda

Posted in Cerpen, Cerita Kehidupan, Khayalan, Fiksi on Januari 1st, 2009 1 Comment »

Hobinya memancing ikan. Bahkan tidak hanya sekedar hobi tapi sudah menjadi dunianya. Tak bakal ia mau lewatkan barang seharipun untuk tidak memancing. Seluruh tubuhnya akan merasakan sakit yang tak bisa terdeteksi secara fisik bila ia tak pergi memancing. Kalau sudah begitu kejadiannya maka seluruh obat di apotek takkan bisa menyembuhkannya, kecuali; pergi memancing. Sebuah dunia yang sudah melekat dalam dirinya.
Entah sejak kapan ia mulai menggemari hal itu, tak ada yang tahu pasti. Bahkan ia pun tidak. Almarhum ayahnya pun tak suka memancing, begitu juga dengan kakak-kakaknya. Bagi mereka, memancing itu pekerjaan yang tak ada gunanya dan menghabiskan waktu tidak dengan melakukan hal yang produktif. Kalau dilihat dari sudut ini berarti hobi memancingnya bukanlah bakat genetik.
O iya, hampir aku lupa. Tokoh utama yang aku ceritakan ini adalah seorang pemancing ikan yang bernama Boy. Namanya serupa denganku, tapi ia bukan diriku. Karena untukku, memancing itu melelahkan tanpa melakukan apa-apa. Dan itu menyiksa. Tapi tidak demikian dengan si Boy pemancing ini, baginya memancing itu melatih mental dan menguji strategi. Seperti catur, namun bidak-bidaknya adalah diri si pemancing itu sendiri. Bahkan, dalam kalimat filosofis, Tuhan itu Maha Pemancing sedangkan manusia adalah umpan sekaligus ikan itu sendiri. Kalau sudah berbicara seperti itu biasanya aku hanya manggut-manggut mencoba memahami walau aku sendiri tak pernah mengerti makna kata-katanya.
This is a preview of "A Fish Called Wanda". Read the full post (687 words, estimated 2:45 mins reading time)
Diposting oleh Ade Kusnaya (new)
But I Miss You

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat, English Articles on Januari 30th, 2009 1 Comment »

i was walking in the forest

its green keeps me warm and peace

keeps me also buried in my hidden mind

i was amused by silence

only distrubed by bird’s singing song

i saw lots of brown

and saw more green with the sun shines on me secretly
This is a preview of "But I Miss You". Read the full post (196 words, estimated 47 secs reading time)
Mungkinkah Aku Jatuh Cinta?

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat on Januari 30th, 2009 No Comments »

Mungkinkah aku jatuh cinta?
Sedangkan tanganku terisi penuh impian dan pengharapan

Sedangkan dalam hatiku tersusun rapi mimpi dan rencana

Pada sesuatu yang lebih besar

Pada sesuatu yang lebih murni

Lebih dari diriku sendiri

Hinakah aku saat menyatakan cinta

Pada orang yang tangannya terikat kesucian?
This is a preview of "Mungkinkah Aku Jatuh Cinta?". Read the full post (221 words, estimated 53 secs reading time)
Satu Hari Bersamamu

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat, Teruntuk on Januari 30th, 2009 4 Comments »

Satu hari
Dan hanya satu hari itu yang paling kuinginkan dalam hidupku
Tidak hari yang lain
Tidak saat yang lain
Hanya hari itu

Satu hari, Bu…
Cuma satu hari biasa..
Hari yang dimulai oleh suaramu membangunkanku
Hari dimana kita menghabiskan waktu sarapan berjam-jam
Dan hari dimana kau memaksaku untuk tetap tinggal bersamamu
Hari seperti hari-hari yang lalu
Hari yang tidak pernah kupikir akan kurindukan sebelumnya
This is a preview of "Satu Hari Bersamamu". Read the full post (231 words, estimated 55 secs reading time)
Berlutut Untukmu

Posted in Puisi, Teruntuk on Januari 30th, 2009 2 Comments »

aku berdoa untukmu dari hatiku
dari hati yang pernah kau sentuh
dan selalu ingin menyetuhmu
semoga abadi bahagiamu
semoga tangan yang ingin kau genggam menyambutmu
semoga aroma yang kau rindukan dapat kau hirup
dan semoga hati yang ingin kau peluk mencintaimu selamanya
This is a preview of "Berlutut Untukmu". Read the full post (89 words, estimated 21 secs reading time)
Apa yang Harus Kulakukan Dengan Cintaku Padamu

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat on Januari 30th, 2009 4 Comments »

Aku lelah bertanya kenapa, dan tidak punya kekuatan lebih untuk menduga mengapa. Aku merasa semua darimu penuh rahasia, begitu jauh, begitu tak terjangkau. Ada kalanya hangat hatimu membuat aku nyaman, dan sinar matamu mampu timbulkan rona merah di pipiku, tapi lalu kau menarik dirimu, tapi lalu kau menjauh dariku
This is a preview of "Apa yang Harus Kulakukan Dengan Cintaku Padamu". Read the full post (165 words, estimated 40 secs reading time)
Waktu

Posted in Puisi on Januari 30th, 2009 No Comments »

Waktu bisa jadi sangat kejam

Waktu yang tak berbelas atas kelahiran, penderitaan dan kematian

Yang tidak bergeming pada jeritan menyayat

Yang berdurja dan berlalu begitu cepat saat senyum merekah

Dan melonjak merdeka pada iris demi iris kesakitan

Waktu menyaksikan dengan bijak…

Atau menungggu diam-diam saat yang tepat
This is a preview of "Waktu". Read the full post (80 words, estimated 19 secs reading time)
Turbulensi

Posted in Puisi on Januari 30th, 2009 No Comments »

yang kupikir aku tahu hatimu padanya
yang tak kutahu akan hadirku dalam mimpimu
yang tak kutahu turbulensi yang terjadi di antara kalian
yang aku tahu hatiku berpusat padamu
dan semoga yang terbaiklah yang terjadi
pada hatimu, hatiku, dan hatinya
Permanent link to this post (40 words, estimated 10 secs reading time)
Kini Aku Kembali

Posted in Puisi, Khayalan, Fiksi on Januari 30th, 2009 No Comments »

Setelah lama berkelana di alam antah berantah,

kini aku kembali,

kembali mengisi kekosongan,

kembali menulis harapan,

kembali bercerita,

seperti sediakala aku ingin kembali ke tujuanku semula,

kembali ke kehidupan yang membawa ketenangan.

Kini aku kembali,

kembali menuliskan sajak rindu,

kembali meneruskan langkahku,
This is a preview of "Kini Aku Kembali". Read the full post (56 words, estimated 13 secs reading time)
Aku Ingin Menjadi Harimu

Posted in Puisi, Asa, Teruntuk on Januari 30th, 2009 No Comments »


Aku ingin menjadi pagimu

Merangkul mentari dengan embun sahaja menggores hari

Aku ingin menjadi siangmu

Mengobar sinar surya dengan hangatnya sepoi angin menari

Meneteskan peluh keringat, meranggas kibaran semangat

Aku ingin menjadi soremu

Menelan bulat matahari senja, memerahkan semesta
This is a preview of "Aku Ingin Menjadi Harimu". Read the full post (76 words, estimated 18 secs reading time)
Elegi Kala Hujan

Posted in Puisi, Cinta, Keluarga dan Sahabat on Januari 30th, 2009 No Comments »

ku coba menikmati satiap kebahagiaan hati.

Namun hanya ku temukan adalah damai yang niskala di nalik hujan.

Kemana hati yang membuatku hidup?

bilang sayang tak juga datang

bilang rindu hanya sendu

lantas bilang cinta mungkin hanya sebuah dusta

yang ada semua selalu semaikan luka.
This is a preview of "Elegi Kala Hujan". Read the full post (65 words, estimated 16 secs reading time)
Diposting oleh Ade Kusnaya (new)
Mungkin Berakhir Indah

Januari 29th, 2009 by meimei

Semenjak lulus SMA, saat itu usiaku delapan belas tahun, sikapku semakin tidak karuan. Apalagi ketika aku melanjutkan di bangku kuliah, ada saja perbuatanku yang tidak disukai oleh kaum Hawa. Teman-teman di kampus memberiku julukan si Mulut Buaya. Maklumlah, di tempatku kuliah hanya aku saja yang paling banyak diminati oleh gadis-gadis di kampus. Aku sangat bangga bahkan menjadi angkuh karena ketampananku. Badanku tinggi dan berisi bahkan mulai berotot seperti Ade Rai. Aku juga punya harta yang tujuh turunan tak akan habis. Aku juga disegani oleh teman-teman bahkan dosen di sana. Ya, jelas saja. Aku ini anak seorang pejabat negara.

Namun, ada satu gadis yang menurutku dia biasa saja. Kadang-kadang terlihat manis. Dia sangat membuatku kesal. Dia pernah menantangku dan tak ada rasa takut melawanku. Oh… mau cari mati dia, pikirku menantang.

Namanya, Linda. Dia perantau dari Bangka. Tidak cantik, tetapi cukup berani. Linda teman sekelasku. Dari semester satu sampai semester delapan saat ini, aku masih sekelas bersamanya. Kami selalu saja tidak pernah akur. Perdebatan sering terjadi. Tidak ada kata titik. Selalu saja tidak ada akhirnya. Sama-sama keras kepala.

Di kelas, aku dan Linda disebut sebagai Tom and Jerry. Seperti tikus dan kucing saja tiap hari bertengkar. Di suatu hari, entah hari apa, aku tak mendapat Linda masuk kelas. Mungkin dia tidak masuk hari ini. Dia sakit? Dia bolos? Dia mendapat hukuman? Ah… pertanyaan ini sering kali terlintas dalam benakku. Mengapa aku begitu khawatir?

Begitulah diriku, tidak mau menyadari kalau aku…

* * *

Di lain hari.

Linda berhasil menjadi ketua kelas. Aku menjadi sangat benci padanya. Aku kalah! Ah, itu tidak akan terjadi. Urusan sepele melawan dia! Dengan jurus bualanku, dia pasti akan tertarik padaku, dan akan masuk dalam perangkapku. Perangkap tikus, kataku dalam hati.

Wanita mana yang tidak akan tertarik padaku. Punya mobil kelas dunia yang hanya satu di Indonesia, wajahku tampan lebih dari seorang pangeran Inggris, pikirku membanggakan diri.

Sewaktu masih semester satu, aku pernah berpacaran dengan Lisa. Dia seorang model majalah terkenal. Cantik. Anak orang kaya. Berpenampilan menarik. Kemudian, aku putuskan hubungan dengannnya, hanya sebulan kita pacaran. Dia masih sakit hati sampai sekarang.

Lalu aku pacari lagi anak seorang angkatan darat. Namanya, Mona. Cantik dan feminin. Lagi-lagi aku memutuskan hubungan. Hanya sebulan pacaran. Kemudian, Shinta, seorang artis terkenal di Indonesia. Muda dan anggun. Aku pacari juga. Ya, hanya sebulan kita pacaran!

Lisa, Mona, Shinta, dan masih banyak lagi, mugkin sudah puluhan. Mereka adalah mantan pacarku di kampus, atau bisa disebut korban cintaku. Sakit hati. Wajarlah, hanya sebulan aku berhubungan kemudian aku putuskan! Selesai, ungkap diriku dalam hati.

Hanya dengan modal tampang keren dan ganteng. Bawa mobil pribadi, dan punya uang yang banyak, gadis-gadis di kampus berbondong mendaftarkan diri menjadi pacarku. Bahkan tidak hanya di kampus saja, di luar kampus juga banyak. Bukan salahku! Itu pilihan mereka!

Kupacari teman wanita di kampus, lalu kuputuskan. Kupacari lagi wanita lain di luar kampus kemudian kuputuskan, begitu seterusnya.

Tidak sedikit mantan pacarku yang sakit hati. Ada yang mencoba membunuhku, menamparku, bahkan melaporkan aku ke kantor polisi karena aku dianggap telah berbuat tidak senonoh terhadapnya. Ah, ada-ada saja, ketus hatiku.

“Sudah cukup kamu menyakiti hati mereka! Apa belum puas juga kamu!” Linda menggertak.

Tersentak aku kaget dari lamunanku yang membuatku merasa bangga ketika aku sedang bersantai di bangku kantin. Orang-orang di kantin juga memperhatikan Linda termasuk aku.

“He! Ngapain juga kamu ikut campur urusanku?”

“Aku tahu kamu tampan, ganteng, kaya, dan punya segalanya. Tapi hatimu busuk!”

“Apa kamu bilang? Enak saja kamu menghina aku!” Aku marah sambil bertolak pinggang.

“Itu kata-kata yang pantas kamu terima!”

Linda kemudian pergi dengan wajah sinisnya.

“Uh, dasar perempuan aneh!”

Mengapa Linda berkata kasar seperti itu? Apa aku punya salah padanya? Ya… sudahlah! Lalu aku pergi meninggalkan kantin di belakang kampusku, karena malu dipermalukan di depan teman-temanku.

Namun, aku juga tidak terima penghinaannya. Betul-betul keterlaluan!

“Sialan tuh anak, awas kalau bertemu nanti! Aku akan membalasnya!” sambil melotot menahan marah dan kesal.

Akhirnya, dengan perasaan penuh kesal aku tancap gas motorku dengan kencang. Menuju rumahku. Lampu merah aku terobos. Untung tidak ada polisi. Namun, di pinggir jalan kulihat Linda barjalan kaki sendiri. Entah mau kemana. Ah, kesempatanku memberi pelajaran padanya, bisikku penuh emosi.

Baru akan meminggirkan motorku ke trotoar, tiba-tiba mobil dari belakang menabrakku dengan kencang. Brak!! Suaranya seperti barang yang terjatuh dari lantai enam. Apa aku akan mati?

Aku melihat ada taman yang indah dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni. Kulihat banyak kerumunan orang memakai baju putih tanpa lengan. Kulihat juga di sekeliling taman ada beberapa gadis cantik yang kukenal. Itu seperti, Lola, Anna, Firda, dan Sonia. Bukankah mereka sudah meninggal secara tragis karena bunuh diri? Ya… sejak aku putuskan tali cinta yang waktu itu terbina. Sejahat itukah diriku? Hingga membiarkan hati mereka hancur sampai mati.

Mereka berempat tersenyum padaku. Mereka membawaku berkeliling taman. Hingga mereka menunjukkan sesuatu berupa cahaya putih menyilaukan. Aku mendekati. Kulihat ke bawah, dan betapa kagetnya aku. Kulihat seorang pria terkapar di ruang operasi dengan tubuh penuh jahitan. Masih basah. Hidungnya terpasang selang oksigen, kaki dan tangannya diperban. Oh… itu diriku! Kulihat di sampingnya ada seorang gadis yang kukenal. Itu Linda! Aku memanggil-manggil namanya beberapa kali. Dia tak mendengar. Aku pasrah. Aku juga ingin meminta maaf karena diam-diam aku benar-benar jatuh cinta padanya. Ketika pertama masuk di bangku kuliah, semester satu. Aku memang sudah curi-curi pandang dirinya. Walau banyak gadis cantik, aku tak menaruh perasaan. Jantungku berdebar-debar. Dag-Dig-Dug. Sangat terasa menembus aliran darahku.

Saat itu, aku mencintai seorang gadis untuk pertama kalinya. Namun, dia tak menyambut cintaku. Ataukah memang dia tak mengerti apa yang kurasa? Karena itulah aku jadi galau. Hatiku ingin melampiaskan rasa sakit hatiku kepada semua gadis-gadis yang ada di kampus.

“Maafkan aku, Lola,” aku memelas. “Maafkan aku, Anna, maafkan aku, Firda,” desahku lirih. “Maafkan aku, pula Sonia,” aku menangis.

Tiba-tiba mereka membawaku lagi ke tempat yang penuh dengan cahaya putih berkilauan. Mereka mendorongku.

“Maafkan aku, Damar. Sejujurnya aku sangat menyayangimu. Namun, aku sadar bahwa aku bukan siapa-siapa di matamu. Aku hanyalah gadis kampung yang liar. Tidak sepadan denganmu yang tampan dan kaya. Maafkan pula kata-kataku tadi siang,” Linda menangis memegang tanganku, lalu mencium keningku.

Aku mendengar kata-katanya serta aku merasakan kecupannya yang begitu penuh kasih sayang.

“Ah,” mulutku seolah ingin berkata.

Aku tidak bisa membuka mataku. Tubuhku sakit semua. Hancur dan retak seperti tertindih pohon besar.

Tiada berdaya kudengar isak tangis orang yang kusayang. Linda. Maafkan aku. Hatiku memendam rasa bersalah. Kucoba membuka mata ini. Aku berhasil membuka mata ini. Kulihat Linda di sampingku sambil memegang tanganku. Air matanya mengalir terus- menerus.

Aku mencoba berkata-kata walau sungguh sakit.

“Ma…, ma…,” kata-kataku terpotong-potong. “Ma… af…, maafkan…, aku…,” ucapku terbata-bata. “Aku…, mencintaimu!”

Kali ini air mata Linda mengalir lebih deras. Ia menangis. Aku pun menangis.

“Aku juga mencintaimu dan aku akan menjagamu dengan kasih sayangku,” balas Linda terisak-isak.

“Terima…, kasih…,” aku memejamkan mata.

Tiba-tiba tubuhku melayang ke udara. Kulihat Linda menangis histeris. Keluargaku baru datang. Sudah terlambat!

Kini, aku ditemani oleh empat orang bidadari. Lola, Anna, Firda, dan Sonia. Mereka menemaniku di sini. Di tempat seharusnya aku berada.
Diposting oleh Ade Kusnaya (new)
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger template by blog forum